Jumat, 17 Oktober 2014

KESEMEK (TUMBUHAN YANG HAMPIR PUNAH)

Kesemek adalah nama sejenis buah-buahan dari marga Diospyros. Tanaman ini dikenal pula dengan sebutan buah kaki, atau dalam bahasa Inggris dinamai Oriental (Chinese/Japanese) persimmon. Nama ilmiahnya adalah Diospyros kaki. (‘Kaki’, bahasa Jepang, adalah nama zat tanin yang dihasilkan buah ini). Kesemek yang matang berwarna antara jingga kekuningan sampai kemerahan dan berdiameter antara 2-8 cm. Buah ini dapat dimakan langsung dalam keadaan segar setelah diolesi dengan air kapur dan diperam, agar rasa sepatnya hilang. Buah juga dapat dikeringkan atau diolah menjadi selai, agar-agar, es krim dan lain-lain. Buah kesemek segar mengandung 19,6% karbohidrat, terutama fruktosa dan glukosa, 0,7% protein, vitamin A dan kalium. Kesemek merupakan salah satu tanaman penghasil buah-buahan yang termasuk dalam marga Diospyros. Kesemek memiliki nama latin Diospyros kaki L. Kata diospyros dalam bahasa latin diartikan sebagai food of the gods. Memiliki makna atas sebutan tersebut dapat dipastikan bahwa kesemek adalah buah yang sejak dahulu memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan buah-buahan yang lain.

                                         KESEMEK 

   Ini adalah salah satu jenis tanaman yang termasuk dalam klasifikasi sebagai berikut.
Kingdom: Plantae 
Divisi: Magnoliophtya
Kelas: Magnoliopsida 
Ordo: Ericales 
Famili: Ebenaceae 
Genus: Rhincodon
Species: Rhincodon typus 
Nama international: Japanese Persimmon
Nama lokal: Kesemek

     Kesemek adalah nama sejenis buah-buahan dari marga Diospyros. Tanaman ini dikenal pula dengan sebutan buah kaki, atau dalam bahasa Inggris dinamai Oriental (Chinese/Japanese) persimmon. Nama ilmiahnya adalah Diospyros kaki. (‘Kaki’, bahasa Jepang, adalah nama zat tanin yang dihasilkan buah ini). Kesemek yang matang berwarna antara jingga kekuningan sampai kemerahan dan berdiameter antara 2-8 cm. 
Buah ini dapat dimakan langsung dalam keadaan segar setelah diolesi dengan air kapur dan diperam, agar rasa sepatnya hilang. Buah juga dapat dikeringkan atau diolah menjadi selai, agar-agar, es krim dan lain-lain. Buah kesemek segar mengandung 19,6% karbohidrat, terutama fruktosa dan glukosa, 0,7% protein, vitamin A dan kalium. Kesemek merupakan salah satu tanaman penghasil buah-buahan yang termasuk dalam marga Diospyros. Kesemek memiliki nama latin Diospyros kaki L. Kata diospyros dalam bahasa latin diartikan sebagai food of the gods. Memiliki makna atas sebutan tersebut dapat dipastikan bahwa kesemek adalah buah yang sejak dahulu memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan buah-buahan yang lain. 
       Pada kenyataannya, kesemek memang disukai karena berasa enak, manis, dan ketika telah masak tidal ada rasa sepat. Tanaman kesemek sejak lama telah dibudidayakan di daerah subtropis dan juga ditanam di daerah yang berhawa panas sedang ( temperate zona ), terutama di Asia dan Amerika Selatan, serta di dataran tinggi daerah tropis termasuk di Indonesia. Buah kesemek yang muda mengandung zat tanin yang dinamai tanin-kaki, yang menimbulkan rasa sepat pada buah. Zat ini akan berkurang bersama dengan masaknya buah. Tanin-kaki dimanfaatkan untuk mengawetkan berbagai kerajinan tangan, membantu produksi arak-beras di Jepang, serta bahan pengobatan penyakit hipertensi. 
      Pohon kesemek berukuran kecil sampai sedang, 15 m atau kurang, dioesis (dioecious, berumah dua) dan kadang-kadang monoesis, berbatang pendek dan bengkok-bengkok, banyak cabang, serta menggugurkan daun. Daun dalam dua deret, tersusun berseling, bertangkai pendek lk. 3 cm, bundar, bundar telur sampai jorong, 2,5-15 × 5-25 cm, hijau kuning berkilap. Bunga jantan dalam malai pendek berisi 3-5 kuntum, bunga betina soliter, di ketiak daun, berbilangan 4. Buah buni berbentuk gepeng membulat dan bersegi empat, hijau kekuning-kuningan sampai merah, dengan daun kelopak yang tidak rontok.kesemek sekarang sudah sulit dijumpai atau hampir punah. 
     Kesemek berasal dari Republik Rakyat Tiongkok, yang kemudian menyebar ke Jepang pada zaman purba dan dikembang biakkan di sana. Belakangan buah ini menyebar ke bagian lain Asia, dan pada masa kolonial pada tahun 1800an dibawa ke Eropa selatan dan Amerika (Kalifornia). Buah ini cukup penting dalam tradisi Tiongkok dan Jepang, sehingga nilai komersialnya tinggi di sana. Kini komersialisasi produksi kesemek telah merembet dan meluas ke Selandia Baru, Australia dan Israel. Ekspor dari Israel inilah yang dinamai sebagai Sharon fruit. Di Indonesia, Malaysia dan Thailand, produksi kesemek umumnya hanya cukup untuk konsumsi lokal. Sumatera Utara, khususnya wilayah Brastagi, di waktu lalu pernah secara tetap mengirimkan kesemek untuk Singapura; namun kini terhenti karena kualitasnya terdesak oleh kesemek produk negara-negara lain. Tempat-tempat lain di Indonesia yang menghasilkan kesemek di antaranya adalah Jawa Barat dan Jawa Timur, di mana buah ini ditanam pada daerah-daerah tinggi di pegunungan.

Kamis, 16 Oktober 2014

Hiu Paus (Salah Satu Hewan Yang Hampir Punah)

Hiu Paus
                                                                                                                                

Ini adalah salah satu jenis hiu yang termasuk dalam klasifikasi sebagai berikut.

Kingdom: Animalia
Filum: Chodarta
Kelas: Chindrichtyes
Ordo: Orectolobiformes
Famili: Rhincodontidae
Genus: Rhincodon
Species: Rhincodon typus
Nama international: Whale Shark
Nama lokal: Hiu Paus, Hiu Bodoh, Hiu Geger Lintang, Hiu Totol, Hiu Bintang, dan Hiu Bingkoh.

Hiu paus ini bisa sangat mudah dikenali karena berwarna abu-abu dengan totol dan garis-garis berwarna kuning/putih serta kulit yang tebal. Ia juga memiliki tubuh yang sangat besar; hiu paus dewasa bisa mencapai ukuran panjang hingga 20 meter. Kepalanya lebar dan datar, dengan mata yang kecil, dan lima celah insang yang sangat besar. Mulutnya sangat lebar, dengan posisi yang hampir terminal (di depan kepala).
Jenis hiu ini memiliki dua sirip punggung dan dua sirip di bagian dada. Biasanya, cuping sirip ekor bagian atas lebih besar dari cuping sirip ekor bagian bawah. Pada bagian atas sisi tubuhnya terdapat guratan-guratan yang menonjol.
Hiu paus betina biasanya berukuran lebih besar dibandingkan hiu paus jantan. Hiu paus betina berukuran besar dapat menghasilkan sekitar 300 embrio dan melahirkan sekitar 12 anakan hiu paus. Saat dilahirkan, anakan hiu paus berukuran sekitar 55-64 cm. Yang jantan, mencapai usia dewasa ketika ia berukuran lebih dari 6 meter, sementara pada betina, sekitar 8 meter. Untuk usia sendiri, hiu paus mengalami pertumbuhan lambat dan dapat mencapai usia sekitar 60-100 tahun.
Hiu paus adalah hewan yang hidup di perairan hangat atau tropis, serta memiliki kemampuan bermigrasi dan menetap musiman. Mereka biasa memakan plankton dan ikan-ikan kecil untuk dapat bertahan hidup.
Hiu paus atau yang bernama latin Rhincodon typus merupakan salah satu jenis hiu yang dilindungi sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 18/Kepmen-KP/2013 tentang Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Hiu Paus (Rhincodon typus).
Sebuah kabar gembira datang dari sektor konservasi kelautan di Indonesia. Salah satu predator di perairan nusantara, yaitu ikan hiu paus (Rhincodon typus) akhirnya ditetapkan sebagai salah satu jenis ikan yang dilindungi di Indonesia. Keputusan ini dituangkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No.18 Tahun 2013  tentang Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Hiu Paus.
Proses penetapan ini sudah berjalan cukup panjang tahun 2010 silam, namun baru tahun ini ikan hiu paus secara oenuh ditetapkan sebagai satwa dilindungi di Indonesia. Sebelumnya lewat Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.03 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penetapan Status Perlindungan Jenis Ikan usulan ini telah disampaikan.
Hal ini disusul dengan rekomendasi yang diberikan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terhadap status perlindungan ikan hiu paus di Indonesia melalui surat Nomor 2425/IPH.1/KS.02/X/2012 yang diterbitkan tanggal 12 Oktober 2012 silam. Dalam surat rekomendasi ini LIPI menyatakan bahwa ikan hiu paus sudah memenuhi kriteria sebagai ikan yang statusnya perlu dilindungi secara penuh, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas untuk menghindari ancaman kepunahan ikan hiu paus di habitat alam dan menjaga keanekaragaman hayati jenis ikan di Indonesia, Upaya memperkuat legalitas dalam pengelolaan konservasi hiu ini akan ditindaklanjuti dengan kegiatan sosialisasi, pengawasan, penyusunan rencana pengelolaan dan monitoring populasi.
Penelitian mengenai jenis ikan hiu ini masih sangat minim akibat sulitnya mempelajari siklus hidupnya yang cenderung migrator dan hidup soliter. Namun diperkirakan jumlahnya makin berkurang dikarenakan mudahnya ikan ini tertangkap secara tidak sengaja (bycatch) oleh nelayan karena ukurannya yang besar dan gerakannya yang lambat. Saat ini ikan hiu paus masuk ke dalam Appendiks II CITES dan juga termasuk kedalam daftar merah IUCN dengan kategori Rentan (Vulnerable), karena memiliki karakter yang spesifik seperti berumur panjang, fekunditas rendah, jumlah anakan sedikit, lambat dalam mencapai matang kelamin dan pertumbuhannya lambat, sehingga sekali terjadi over eksploitasi, sangat sulit bagi populasinya untuk kembali pulih.
Hiu paus adalah predator tingkat trofik tinggi dalam ekosistem pesisir dan lautan terbuka. Manfaat dari penetapan status perlindungan penuh ikan ini adalah untuk menjaga keseimbangan ekosistem (rantai makanan) perairan laut, menjaga kelestarian biota laut langka (eksotik), menjaga nilai dan keanekaragaman sumberdaya ikan dan lingkungan secara berkelanjutan, serta memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat melalui pengembangan pariwisata bahari berbasis ikan hiu paus seperti yang dilakukan oleh Australia.